PANDUAN GURU PRESTASI 2017

1 Comment
PANDUAN GURU PRESTASI 2017

PANDUAN GURU PRESTASI 2017
GURU PRESTASI 2017

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan itu, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang memegang peran utama dalam rangka implementasi fungsi dan upaya mencapai tujuan Nasional tersebut. Untuk menjalankan tugas utama guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk lebih memberdayakan guru, terutama guru berprestasi jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini sesuai amanat Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 36 ayat (1) bahwa ”Guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaan” dan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 30 ayat (1) bahwa “Guru memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sesuai dengan prestasi kerja, dedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di Daerah Khusus”.

Untuk Download Panduannya Klik Link Di bawah ini :











Makalah Cerpen Lengkap

1 Comment
Makalah Cerpen Lengkap


BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang Masalah
Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau pemikiran yang berbentuk pesan ke dalam media tulis. Menuls praktis menurut KBBI adalaah menulis mudah atau senang melakukannya dengan menentukan objek dan langsung menuangkan ide. Menulis juga banyak ragamnya. Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai karangan fiksi.
             Karangan fiksi merupakan karangan yang berupa cerita rekaan atau kisah nyata yang dibungkus dengan imajinasi pengarangnya. Jika dilihat dari bahasa yang digunakan, karangan fiksi ini menggunakan bahasa konotatif dan bahasa yang komunikatif dan pragmatis. Komunikatif yang dimaksud, baik dengan pembacanya maupun dengan situasi yang diungkapkan di dalam karangan tersebut. Jika dilihat dari tujuannya, karangan fiksi ini bersifat menghiburdan menceritakan suatu peristiwa atau kisah untuk memperluas pengalaman pembaca baik lahir maupun batin, bahkan lebih jauh dalam karangan fiksi biasanya terdapat tendensi nilai-nilai yang ingin diterapkan kepada pembaaca.
Cerpen menurut KBBI adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan, atau menyenangkan dan  mengandung pesan yang tak mudah dilupakan.
Kisah yang diungkapkan dalam cerpen bisa bertolak pada realita atau rekaan yang dibungkus oleh imajinasi, atau juga kisah imajinasi yang dihubungkan dengan realita. Dengan itu dapat dipahami oleh pembaca dan pembacapun memperoleh hiburan batin atau pengalaman batin dalam menikmati nilai sastra yang terdapat di dalamnya. Sedangkan suatu cerita dapat diperoleh melalui sesuatu yang dipikirkan, yang disaksikan, atau yang dialami oleh pengarang sendiri dan kemudian direka-reka menjadi suatu karya yang bernilai.
Cerpen juga merupakan karya sastra. Dalam hal ini akan di kaji oleh penulis mengenai menulis teknis atau praktis cerpen.
Sebagai generasi masa depan, kita sebagai generasi muda haruslah giat melakukan kegiatan menulis. Supaya kegiatan menulis tidak hilang dimakan zaman yang semakin modern ini yang penuh dengan ilmu-ilmu baru, yang bisa mengecoh anak-anak bangsa terhadap masa depan bangsanya. Selain dari itu kita juga ikut mengembangkan dan melestarikan budaya menulis agar tetap ada dan bisa menuangkan segala ide dan pemikiran dalam sebuah media tulis.   
B.       Tujuan Penulisan makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalaah untuk mendeskripsikan dan mengkaji mengenai Menulis Teknis atau Menulis Praktis Cerpen. Serta untuk mengetahui apa saja yang akan dibahas dalam makalah mengenai Menulis Teknis atau Menulis Prakltis Cerpen.




   
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Cerpen
Sebelum kita menuulis sebuah cerpen ada baiknya kita paham dulu mengenai cerpen. Sebenarnya tidak ada kata baku untuk mendifinisikan cerpen. Antara satu sastrawan dengan sastrawan lain memiliki rumusan yang tidak sama. Punketika kita mencoba googling dengan keyword pengertian cerpen dari sekian hasil yang muncul merumuskan dan menjabarkan dengan cara yang berbeda meskipun intinya menjurus kepada suatu kesimpulan bahwa cerpen adalah cerita rekaan yang pendek. Pendek disini bukan berarti hanya terdiri dari satu halaman saja, tapi biasanya sampai beberapa halaman.
Salah seorang sastrawan A. Bakar Hamid memberi batasan yang dapat disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitasnya, yaitu banyaknya jumlah kata yang dipakai: antara 500-20.000 kata. Pengertian cerpen menurut para ahli Menurut Wikipedia cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya biasa dalam berbagai jenis.
Menurut PLATO, cerpen (karya sastra) adalah tiruan dari kehidupan nyata. Cerpen ditulis berdasarkan imajinasi pengarangnya. Imajinasi tersebut sering kali bermula dari pengalaman pengarang yang paling mengesangkan, baik itu berupa kesedihan, keharuan, kebahagiaan, maupun ketaatan beragama.
Seorang penulis cerpen pun seringkali mengamati kehidupan seseorang untuk mendapatkan ide cerita. Kebiasaan tersebut dapat membangkitkan imajinasi bagi seseorang untuk menulis cerpen.
Setelah kita pahm tetang pengertian cerpen hala lain yang perlu dipahami sebelum kita menulis cerpen yakni Unsur-unsur cerpen nah berikut penjelasan singkat mengenai hal tersebut.

B.       Unsur-unsur Cerpen
Cerpen sebagai salah satu karya rekaan (fiksi), merupaka satu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur. Unsur-unsur itu saling berkaitan, tidak terpisahkan satu sama lain. Dan secara bersama-sama membentuk cerita (Rusyana, 1982 : 65) Unsur-unsur yang membentuk cerpen terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. 
Unsur intrinsik adalah isi sustu karya sastra yang berkaitan dengan kenyataan-kenyataan di luar karya sastra itu (sukada, 1993 : 63).unsur intrinsik terdiri dari tema, alur, penokohan, latar, setting, gaya bercerita, sudut pandang, amanat, dan lain-lain. 
1. Tema 
Sumarjo dan saini mengemukakan definisi tema adalah ide sebuah cerita (1991 : 56) sedang Hartako dan Rachmanto mendefinisikan tema sebagai anggapan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra, dan yang terkandung dalam teks sebagai unsur sematis (dalam Nurgiyantoro, 1998 : 68). Kedudukan tema dalam cerpen sangat penting. Tema merupakan inti cerita mengikat keseluruhan unsure-unsur intrinsik. Kehadiran unsur-unsur seperti alur, latar, penokohan dan lain-lain adalah sebagai pendukung dari tema. 
2. Alur 
Alur adalah struktur naratif bagi seluruh cerita dan harus dapat menjalankan tugasnya dalam menyelesaikan gagasan hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh didalam pengesahan cerita (Sudirman, 1991 : 31). Selanjutnya menurut Sudirman, pengaluran dalam suatu cerita adalah pengeluaran urutan penampilan peristiwa untuk memenuhi berbagai tuntutan sehingga peristiwa itu dapat tersusun dalam hubungan sebab akibat. Pendapat itu dipertegas oleh sumardjodan Saini dengan mengemukakanbahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain ditimbulkan dengan hubungan sebab akibat. Peristiwa A adalah penyebab terjadinya peristiwa B, peristiwa B penyebab peristiwa C, dan seterusnya (1999 : 139). Menurut Sumardjo dan saini alur terdiri atas alur mundur, alur maju, alur maju mundur dan alur gabungan (1991 : 434). Selanjutnya masih menurut Sumardjo dan Saini, alur dapat dipecah lagi menjadi bagian-bagian berikut : 
1. pengenalan; 
2. timbul konflik; 
3. konflik memuncak;
4. klimaks; 
5. pemecahan masalah (1991 : 44). 
Esten juga menyatakan bahwa alur dapat dibangun oleh bagian-bagian berikut ini : 
1. situation, bagaimana pengarang melukiskan keadaan; 
2. generating ciraanstance, peristiwa mulai bergerak; 
3. rising action, keadaan mulai memucak; 
4. climax, peristiwa mencapai klimaks.; 
5. decoument, pengarang memberikan peristiwa. 
Dari uraian diatas, dapat penulis kemukakan bahwa alur harus mempunyai rakaan dapat dirangkapkan dengan berbagai cara. Alur harus mempunyai hubungan yang jelas dengan unsur-unsur lain dalam cerita. Dalam alur terlihat perkembangan cerita, juga struktur urutan kejadian atau peristiwa dalam cerita yang disusn secara logis, terjalin dalam hubungan sebab akibat. 
3. Penokohan. 
Jones dalam Nugiyantoro mengemukakan bahwa penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (1998 : 165), atau penokohan karakter adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita rekaan (Esten, 1994). Tokoh dalam cerpen bias banyak, tetapi berperang sebagai tokoh utama biasanya tidak lebih dari dua orang. Tokoh lain berfungsi sebagai penegas keberadaan tokoh utamanya. Tokoh utama biasanya menjadi sentral cerita, baik protagonist ataupun antagonis. Menurut Sumardjo dan Saini melukiskan watak tokoh dalam cerita dapat dengan cara sebagai berikut: 
  1. Melalui perbuatan, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam menghadapi situasi kritis; 
  2. Melalui ucapan-ucapannya;
  3. Melalui gambaran fisiknya; 
  4. Melalui keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang (1991 : 65-66). 
Sudirman menyebutkan ada dua metode untuk menggambarkan watak tokoh, yaitu metode analitik dan metode dramatic. Metode analitik, biasa bias juga di sebut metode peran adalah pemaparan watak tokoh secara rinci baik ciri fisik maupun psikisnya. Sedang metode dramatik (metode ragam) adalah penggambaran watak tokoh melalui pikiran, Ucapan, tingka laku tokoh, lingkungan ataupun dari penampilan fisik saja. 
4. Latar atau Setting. 
Latar atau setting mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan social tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiantoro, 1998 : 216), latar bukan hanya menunjukkan tempat dalam waktu tertentu, tetapi juga ada hal-hal lainnya. Menurut Kenney dalam Sudjiman, latar meliputi penggambaran lokasi geografis, termasuk topografi pemandangan, sampai pada rincian perlengkapan sebuah ruangan, pekerjaan atau kesibukan sehari-hari tokoh-tokoh, waktu berlakunya kejadian, sejarahnya, musim terjadinya, lingkungan agama, moral, emosional para tokoh (1991 : 44). Fungsi latar adalah memberikan informasi tentang situasi bagaimana adanya, merupakan proyeksi keadaan bating para tokoh.latar kaitannya dengan unsur-unsur lain, sebagai penokohan. Gambaran latar yang tepat bias menentukan gambaran watak tokoh. Latar dan unsur-unsur lain saling melengkapi agar bias menampilkan cerita yang utuh. 
 5. Gaya Bercerita 
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang dalam menyampaikan cerita, bukan gaya bahasa. Setiap pengarang memiliki gaya yang khas dan berbeda dengan pengarang lainnya. Gaya erat kaitannya dengan cara pandang dan berfikir pengarang. Hal itu tercermin dalam bagaimana seseorang memilih tema, kata-kata, persoalan, dan meninjau persoalan hingga bias mencerminkannya dalam sebuah cerita (Sumardjo dan Saini, 1991:2). 
 6. Sudut Pandang 
Sudut pandang adalah hubungan yang ada diantara pengarang dengan fiktif rekaannya, atau pengarang dengan pikiran dan perasaan para tokoh (tarigan, 1984 : 140). Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah fiksi, kapada pembaca. Harry Shaw dalam sudjirman menyatakan bahwa sudut pandang pemisah meliputi: 
  1. Sudut pandang fisik, yaitu posisi dalam ruang dan waktu yang digunakan pengarang dalam pendekatan materi cerita; 
  2. Sudut pandang mental, yaitu perasaan dan sikap pengarang terhadap cerita; 
  3. Sudut pandang pribadi, yaitu hubungan yang dipilih oleh pengarang dalam membawakan cerita sebagai orang pertama, kedua atau orang ketiga (1991 : 76). 

Sedangkan Nurgiantoro membedakannya dalam tiga bentuk yaitu 
a). sudut pandang pesona, “aku” terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai pencerita, 
b). sudut pandang pesona ketiga, 
c). sudut pandang antara pesona dengan ketiga (1998 : 76). 
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa sudut pandang merupakan strategi, dan teknik yang sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasannya dalam bentuk cerita. 
7. Amanat 
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca. Akhir permasalahan ataupun jalan keluar dari permasalahan yang timbul dalam sebuah cerita, keduanya bias disebut amanat. Rusyana mengemukakan pendapatnya tentang amanat, sebagai renungan yang disajikan kembali kepada pembaca (1982 : 74). Nurgiantoro membaginya dalam dua wujud atau bentuk, yaitu bentuk penyampaian langsung dan penyampaian tak langsung (1998 : 335).

  

 BAB III
PENUTUP
           
A.      Kesimpulan
            Cerpen atau Cerita Pendek sering sekali kita temukan diberbagai media massa bahkan dipelajaran sekolah, bener nggak sobat terpopuler? Walaupun sudah sering sekali mendengar kata Cerpen atau Cerita Pendek namun ternyata masih banyak juga yang belum terlalu memahami apa itu Pengertian Cerpen dan apa saja ciri-ciri cerpen. Oleh karena itu, kali ini ayo kita sama-sama membahas tentang Pengertian Cerpen dan ciri-ciri cerpen serta tidak lupa Unsur Intrinsik Cerpen dan Unsur Ekstrinsik  Cerpen.
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah salah satu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra,    seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insightsecara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.  Sedangkan Menurut Sumardjo dan Saini Cerpen atau cerita pendek adalah cerita atau parasi  fiktif yang dibuat relatif singkat atau pendek.

B.  Saran
            Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran antara lain:
1.      Penulis berharap para pembaca tidak hanya membaca makalah ini dengan iseng-iseng, tetapi pembaca mau mempelajari isi dari makalan ini untuk pengetahuan atau penngamalan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pendidikan.
2.      Pembaca diharapkan untuk dapat mengambil kebaikan-kebaikan yang terdapat dalam makalah ini, serta bisa mengamalkannya dalam kehidupan.
3.      Pembaca juga diharapkan untuk dapat memberikan pengarahan apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangn atau kesalahan, guna untuk memberikan motifasi kepada penulis untuk lebih baik lagi dalam menyusun malakah.




DAFTAR PUSTAKA

Djuri, O. Setawan. 2005. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya.
Adul, J. S. 1985. Bahasa Indonesia Baku. Jakarta: PT Gramedia.
Nafiah, A. Hadi. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional.
Tarigan, Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Angasa.

Makalah Biogeografi

1 Comment
Makalah Biogeografi

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah.
Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme.
Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Sebagai contoh bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di Belanda, kera bekantan hidup di Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan Maluku. Sehingga tanaman dan hewan menjadi ciri khas pada suatu daerah di belahan bumi. Tanaman nanas yang berasal dari Amerika Utara tumbuh subur di Hawaii dan di Asia. Pohon bambu banyak yang hidup di sekitar Asia Barat. Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan dan kemampuan mengadakan penyebaran. Biogeografi mempelajari penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.
Penyebaran hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis, cakupan geologis, dan cakupan ekologis. Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya meliputi daratan dan sistem perairan. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan di masa lampau. Cakupan ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi lingkungan yang sesuai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi biota tersebut adalah adanya tekanan dari individu lain yang mendominasi suatu tempat tertentu. Faktor lain adanya kompetisi, predator, penyakit, kekurangan persediaan makanan, perubahan musim dan kurangnya tempat untuk berlindung.
Penyebaran hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian terjadi secara dinamis. Penyebaran secara dinamis artinya hewan melakukan penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor luar yang mempengaruhi penyebaran hewan maupun tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan “barier” atau “sawar”. Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Sawar fisik air menjadi penghambat penyebaran hewan darat dan sebaliknya sawar fisik darat menjadi penghambat penyebaran hewan air. Misalnya katak tidak apat hidup pada air asin. Jadi salinitas merupakan penghambat bagi penyebaran hewan katak. Adapun luas benua menjadi hambatan bagi penyebaran hewan air.
Sawar iklim seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran serta lamanya peyinaran sinar matahari. Sedangkan sawar biologis adalah tidak adanya makanan, adanya predator, competitor, pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran suatu jenis serangga dibatasi penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan, tempat berlindung, dan tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis sawar tersebut bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat penyebaran suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah rendahnya toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau minimum. Hukum toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa ketahanan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi berada dalam kondisi yang minimum dan individu tersebut memiliki daya toleransi yang rendah untuk dapat beradaptasi. Bintang laut hidup pada berbagai kadar garam tetapi bintang laut hanya dapat berkembangbiak pada air yang kadar garamnya sangat rendah.

B.       Tujuan
Dari latar belakang masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, maka dapat pula kita simpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitumenegtahui komponen komponen yang mempengaruhi persebaran Biogeografi (Flaura Fauna )




BAB II
LANDASAN TEORI

            Persebaran organisme sangat dipengaruhi oleh Iklim, karena iklim adalah faktor utama yang menentukan tipe tanah dan tipe tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. begitu pula dengan tumbuhan yang hidup di suatu daerah akan mempengaruhi jenis fauna dan mikroorganisme  yang dapat hidup di sekitarnya. sebenarnya iklim sangat bergantung pada matahari. matahari berfungsi sebagai pengatur temperature dan intensitas cahaya bagi kehidupan yang ada di bumi.
Kelembaban juga mempengaruhi persebaran organisme yang ada di permukaan bumi. kelembaban sendiri juga dipengaruhi oleh temperatur dan cahaya matahari. curah hujan juga ikut mempengaruhi  persebaran organisme di muka bumi, semakin banyak curah hujan dan semakin tinggi temperature maka semakin banyak pula organisme baik flora maupun faunanya. jadi iklim merupakan factor terpenting pembentuk daerah-daerah biogeografi.
Berikut adalah daerah-daerah biogeografi yang ada di dunia dengan berbagai kekhasannya :
a.       Oriental
wilayah yang termasuk ke dalam wilayah oriental adalah Daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina.
Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak.
b.      Australia
Yang termasuk ke dalam wilayah Australia adalah Australia Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik.
Misalnya: Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia berkantung), Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari, burung Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakaktua, ikan Paru-paru Australia dan burung Kiwi.
c.       Neotropik
wilayahnya yaitu Amerika Selatan, Tengah, Meksiko dan Hindia Barat.
Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri.
d.      Neartik
Yang termasuk ke dalam wilayah neartik yaitu Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub utara dan Greenland.
Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves), reideer, dan pelikan.
e.       Paleartik
Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika bagian utara dari gurun Sahara.
Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil.
f.       Ethiopia
Afrika, Madagaskar dan pulau-pulau sekitar Afrika
Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda Nil, Zebra, Jerapah, Burung unta.

1.      Biogeografi Sejarah
Menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka berasal ? Bagaimana mereka menyebar ? Bagaimanakah distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan kepada kita tentang sejarahnya masa lalu ?
2.      Biogeografi Ekologi
Memusatkan padainteraksi organism pada saat ini dengan lingkungan fisik dan interaksi satu sama lainnya serta untuk memahami bagaimana hubungan-hubungan ini mempengaruhi di mana spesies dan takson yang lebih luar ditemukan pada masa sekarang.


Komponen-Komponen Yang Mempengaruhi Persebaran Tumbuhan Dan Hewan Di Permukaan Bumi
1.    Faktor Lingkungan
          Salah satu faktor yang sangat menentukan adanya perbedaan jenis-jenis makhluk hidup yang tinggal disuatu tempat di permukaan bumi ini adalah lingkungan dimana makhluk hidup itu hidup.  Lingkungan hidup ini termasuk lingkungan abiotik, misalnya, tanah, air dan iklim di tempat itu. Iklim, pada hakekatnya terdiri dari temperature dan curah hujan. Sedangkan temperature , terutama tergantung dari banyaknya sinar matahari yang diterima. Selain lingkungan abiotik adapula lingkungan biotic yang juga sngat besar pengaruhnya, contoh, binatang tertentu memerlukan tumbuhan tertentu untuk makanannya, sedangkan tumbuhan tumbuhan itu memerlukan kondisi lingkungan abiotik tertentu untuk bisa hidup. Jadi, linhkungan dengan kondisi tertentu menentukan jenis tumbuhan maupun hewan yang hidup di wilayah tersebut.
2.    Faktor Abiotik
a.    Iklim
          Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.contohnya : Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. berbeda dengan tanaman yang berada di daerah tundra.
1.    Suhu
          Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
2.    Kelembaban udara
          Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah. Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.                   Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b.                  Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan
c.                   Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
d.                  Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus Anggrek Lotus Cendawan/jamur

3.    Angin
          Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.
4.    Curah hujan
          Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan terdapat hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan pemangsanya adalah singa dan harimau.

b.   Keadaan tanah
          Perbedaaan jenis tanah, seperti pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang terkandung dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis tumbuhan, sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya: di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.

c.    Air
          Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Contohnya: di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.

d.   Tinggi Rendah Permukaan Bumi
          Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief , seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan . Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut . Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
3.    Faktor Biotik
a.    Makhluk Hidup
          Makhluk hidup seperti manusia dan hewan dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia. manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Contohnya: daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,atau pemupukan.
          Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap Persebaran tumbuhan flora. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. hewan juga memiliki peranan terhadap Persebaran tumbuhan flora. contohnya: serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam Persebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.

4.    Faktor sejarah
          Faktor sejarah yang dimaksud disini adalah sejarah geologi. Dulu, (200 juta tahun yang lalu), hanya ada satu benua, kemudian benua itu retak dan bergeser. Pergeseran tiu berlangsung secara lambat dan akhirnya terjadilah lima benua seperti yang kita alami sekarang ini yang berlangsung kira-kira dalam waktu 135 juta tahun. Jadi pergeseran  dimulai pada zaman Mesozoikum sampai awal Cenozoikum hingga bentuknya yang sekarang. Pada zaman itu bumi telah dihuni oleh berbagai jenis ikan, reptile, burung sampai binatang-binatang menyusui serta hewan atau tumbuhan didaratan. Pergeseran menjadi anak benua itu, mengakibatkan makhluk hidup yang dibawanya mengalami perubahan lingkungan hidup, misalnya iklim yang berbeda menyebabkan hanya makhluk hidup yang tahan terhadap kondisi ini akan tetap bertahan hidup dan menyesuaikan diri, sehingga tidak musnah. Jadi, sejarah geologi ikut menentukan geografi kehidupan di bumi baik ditinjau dari persamaan maupun perbedaan makhluk hidup.

5.    Faktor Hambatan Persebaran
          Kita mengetahui bahwa makhluk hidup itu berkembangbiak, misalnya bagi makhluk yang hidup di daratan, air merupakan hambatan (water barrier) sedangkan sebaliknya bagi makhluk air, daratan merupakan hambatan (land barrier). Daratan yang sempit juga dapat menjadi hambatan, misalnya Costarica di Amerika Tengah merupakan hambatan berupa filter atau saringan Persebaran makhluk daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Selat Panama merupakan filter makhluk hidup di Samudra Atlantik dan Pasifik. Sebaliknya, kepulauan dapat menjadi  jembatan penyebrangan antara Eurasia dan Australia.



   
BAB III
PENUTUP

Penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme.
Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Sebagai contoh bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di Belanda, kera bekantan hidup di Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan Maluku. Sehingga tanaman dan hewan menjadi ciri khas pada suatu daerah di belahan bumi.
Persebaran hewan dibagi menjadi 6 kawasan utama. Enam kawasan tersebut adalah kawasan Neartik, Paleartik, Ethiopia, Oriental, Neotropik, dan Australia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas. Kekhasan ini disebabkan oleh faktor geografis, cuaca, iklim, dan lain sebagainya. Fauna yang ditemukan di daerah Paleartik dan Neartik adalah serupa, sehingga para pakar sering menyebutnya sebagai daerah Holartik. Masing-masing daerah biogeografi tersebut mencakup sebagian besar daratan benua. Antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya dipisahkan oleh suatu sawar atau rintangan.



DAFTAR PUSTAKA

Rasmussen, Pamela C. Anderton, John C. 2005. Birds of South Asia. The Ripley Guide. Volume 2. Barcelona: Lynx Edicions. pp. 313–314
Robson, C. 2004. A Field Guide to the Birds of Thailand. New Holland Press. p. 216
Turner, Angela K.  Rose, Chris. 1989. A handbook to the swallows and martins of the world. Christopher Helm. pp. 230–232
Ngatin Baseri, Sri. 1994. BIOLOGI 3B. Jakarta : tanpa penerbit.
Pratiwi, dkk. 2000. BIOLOGI SMU Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Syamsuri, Istamar, dkk. BIOLOGI 2000. Jakarta : Erlangga.
S, Danang. 1999. LKS Kharisma BIOLOGI Kelas 3. Jakarta : CV. HK Mj. Solo.